Rabu, 18 September 2019

Awasi Handphone Anak dengan Google Family Link Part 2




Hello moms,,,

Selamat datang di blog emak kembali, pasti penasaran kelanjutan tulisan kemarin donk ya tentang cara mengawasi handphone anak menggunakan Google Family Link. Yuk kita jelajahi aplikasi ini, seperti apa cara pengaturannya dan bagaimana fitur-fiturnya.
Baca juga : Awasi Handphone Anak dengan Google Family Link Part 1
Mari kita mulai dengan mendownload aplikasinya :

  1. Siapkan handphone orangtua dan anak
  2. Download aplikasi baik di HP anak maupun orangtua, ketik Family Link maka akan ada pilihan sebagai anak atau orangtua.
  3. Login pada aplikasi. Untuk HP anak bisa dengan email kita yang lain atau dibuatkan khusus
  4. Setelah itu sinkronisasi aplikasi. Klik tombol + di kanan atas aplikasi. 
  5. Jika sudah ada akun email di HP anak, klik Ya. Siapkan perangkat anak.
  6. Masukkan kode penyiapan yang di dapatkan dari HP kita, di aplikasi HP anak.
  7. Jika sudah terhubung lakukan setting dari HP kita
  8. Klik di kiri atas untuk melihat menu aplikasi
  9. Klik nama perangkat anak
  10. Klik "kelola setelan"
  11. Silahkan diatur sesuai value keluarga
  12. Setting pula tentang jadwal "Batas Harian" dan "Waktu Tidur"
  13. Kita bisa mengunci HP anak kapanpun juga dari aplikasi kita, begitupun untuk membuka perangkat.

Mommies bisa lihat juga video tutorial berikut ya :




Dengan Google Family Link, kita mendapat keuntungan sbb :

  • Mengetahui aktivitas anak
  • Membuka dan mengunci perangkat anak
  • Mengecek lokasi anak
  • Membatasi jam online anak
  • Mengatur aplikasi apa saja yang bisa di download

Namun teknologi pun punya kekurangan yaitu untuk mengecek lokasi perangkat anak, harus tersambung kuota/wifi. Begitupun saat akan membuka dan mengunci perangkat. Aplikasi ini sebagai salah satu jalan untuk mengawasi HP anak, tapi bukan berarti kita lepas tangan dengan tidak memberikan bimbingan penggunaan gadget.

Semoga bermanfaat ya moms...
Terima kasih sudah membaca!




Minggu, 18 Agustus 2019

Awasi Handphone Anak dengan Google Family Link Part 1



Hello mommies,,,

Ya ampun kangennya emak nulis di blog lagi hiks. Sudah 6 bulan lebih nganggur hampir usang sampai terlupa perpanjang domain qiqiqiiq tak apalah ya, tak mengurangi esensi menulisnya. Lagi pula emak cuma nulis karena pengen mengeluarkan uneg-uneg. Okeh, comeback nya emak kali ini mau bahas suatu aplikasi yang baru kemarin emak tahu. 

Jadi berawal dengan akhirnya meminjamkan Key sebuah handphone yang sudah tidak emak gunakan lagi. Sambil terus memikirkan konsekuensi apa yang akan terjadi jika Key dipinjamkan HP. Ini isue lama banget yang emak galaukan, karena Key suka ke rumah tetangga berlama-lama hanya demi nonton atau games online atau main PS. Gerah juga donk ya lama-lama iqiqiqiq ketika anak tidak terfasilitasi gadget tapi di rumah tetangga serba terfasilitasi. 

Saat memutuskan meminjamkan Key HP selama 1 jam per harinya atau weekend  dibatasi 3 jam saja, emak mencari akal gimana caranya dia tidak bisa bebas bermain atau online, yaitu :
  • Menghilangkan icon data dan wifi
  • Tidak ada simcard di HP
  • Baterai HP sudah sering lowbat
Tapi tahu gak mommies, ternyata ni anak bisa cari celah lho. Waktu mamanya nyalain hotspot dia download gamesnya kebablasan, nonton youtube bukan dari YTkids tapi dr share it, dll yang bikin mama gemes. Okelah kemarin karena dia libur panjang dan habis sunat, masih dilonggarin banget. Tapi, jangan tenang-tenang gitu verguso ckckckkckc emak tidak menyerah qiqiqiiqiq.

Minggu kemarin ada teman suami yang main ke rumah yang anak nya sudah kelas 6, istrinya cerita tentang aplikasi yang bisa mengatur aktivitas HP anak, Google Family Link. Setelah dia bercerita, saya jadi takjub sekaligus mikir "hellowwwww kemana aja mak gak tau aplikasi gini" hahahahha. Benar-benar kudet, ternyata google sudah membuat aplikasi kontrol yang ciamik gini. Tanpa pikir panjang saya lalu menuju Google App Store, mencari dengan keywords Family Link, lalu klik install.

Nah ditulisan selanjutnya saya mau membahas isian si Family Link. Apa aja sih fiturnya yang membuat saya yakin harus pakai? Bagaimana cara settingannya? So, tunggu tulisan saya selanjutnya ya !!!



Selasa, 23 Juli 2019

8 Keahlian ini yang Mommies Harus Punya

source : pexels.com

Saat mengetahui menjadi seorang ibu, saya tersadar begitu banyak PR yang harus saya cicil untuk membesarkan anak. Usia 22 tahun mungkin sebagian orang menganggap masih sangat muda menjadi seorang istri serta ibu, apalagi saya sudah berstatus ASN. Tak ingin menjadi ibu yang buruk untuk anak, saya gerilya mencari ilmu apa saja yang harus seorang ibu punyai dalam mendidik anak bersama suami.


Ternyata memang banyak sekali ya yang harus mommies cari tahu, ya bukan hanya sekedar ikut-ikutan trend tapi mencari tahu betul apa yang sesuai dengan keluarganya. Berikut beberapa keahlian yang harus mommies punya versi saya :
Ternyata memang banyak sekali ya yang harus mommies cari tahu, ya bukan hanya sekedar ikut-ikutan trend tapi mencari tahu betul apa yang sesuai dengan keluarganya. Berikut beberapa keahlian yang harus mommies punya versi saya :

Stay Cool Mom

Kenapa ini penting? Karena namanya perasaan ibu itu nular ke anak. Mamanya rungsing terus, si anak tentu demikian. Mamanya bahagia sepanjang hari, begitupun anaknya. Menghadapi anak sakit, anak “rusuh”, anak aktif, atau anak sedih harus TANPA PANIK. Memang tidak semua ibu demikian, ada ibu yang dikit-dikit panik padahal anak baru demam dibawah 38dercel. Ada juga yang “stay cool” walau anak-anaknya berebutan mainan. Buat saya ini penting. Terutama saat anak sakit. Ini berkaitan dengan kemampuan selanjutnya.

Dokter untuk Keluarga 
Sejak menjadi ibu saya mencari tahu apa itu Rational Used Medicine yang biasa disingkat RUM. Kenapa sih RUM? Apakah RUM berarti anti obat? RUM ini berarti bijak menggunakan obat. Jadi saat anak demam bukan berarti harus langsung di beri obat. Apalagi batuk pilek, dimana bersumber dari virus, tidak perlu obat lho. Namun tetap saat mengobservasi anak, harus dilihat tanda-tanda vital nya. Seperti jika demam 38.5 dercel baru diberikan obat atau batuk pilek sudah 2 minggu baru di bawa ke dokter. Penting? Banget! Nyatanya banyak ibu yang kebingungan atau panik berlebih saat anak hanya demam 37.5 dercel. Atau sudah berburu obat batuk, padahal baru 1 hari batuk. Konsultasi ke dokter RUM juga perlu, agar satu frekuensi dengan keluarga kita yang menerapkan RUM.

Konselor Laktasi untuk Anak
Menyusui merupakan aktivitas pertama yang ibu lakukan dengan anak. Menyusui bukan hal sepele lho. Bukan hanya sekedar membuka kencing bajumu lalu menyodorkan payudara ke anakmu. Ada perjuangan yang harus dilakukan, banyak ilmu yang harus dicari. Mengapa? Banyak ibu yang gagal menyusui hanya karena kurang teredukasi. Padahal menyusui ini kewajiban seoran ibu, bahkan diperintah oleh Allah SWT, buka saja AL Baqarah. Mencari ilmu menyusui bisa dilakukan sejak masa kehamilan. Tak hanya mengedukasi diri sendiri, tapi suami dan keluarga terdekat lainnya. PR besar? Iya dan semua ibu wajib mengedukASI diri terlebih dahulu.

Sabar dan Ikhlas
Ilmu hidup yang berat bukan? Anak yang Allah berikan sejatinya hanya titipan. Begitu juga kita dimata orang tua kita. Sejak kehilangan anak kedua saya, ilmu ini makin terasa dalam hidup saya. Tugas kita hanya menjalani takdir Allah. Melakukan sebaik-baiknya untuk menjadi ibu yang baik untuk anak-anak, walau bukan ibu yang sempurna. Bersabar dengan kelakuan anak-anak sangat penting. Mengelola emosi di depan mereka merupakan PR terbesar. Tapi membayangkan betapa waktu sangat cepat berjalan, masa anak-anak mereka akan cepat berlalu. Semoga bisa menjadi ibu yang senantiasa sabar dan ikhlas.

Haus Ilmu
Seperti dijelaskan di atas bahwa ilmu kepengurusanan anak sangatlah banyak. Tugas menjadi ibu tentu tidak mudah. Senantiasa haus ilmu bagaimana menjadi ilmu yang baik, insya Allah menjadikan kita ibu yang berproses seiring anak bertumbuh. Jangan mudah merasa puas. Tetap mencari ilmu sesuai dengan karakteristik anak.

Pribadi yang Mandiri
Kemandirian saya sebagai anak sudah amat saya rasakan sejak menjadi anak kost ketika kuliah di Surabaya, sedangkan orang tua saya di Pati. Hal ini berdampak baik saat saya menikah. Kami berdua jauh dari keluarga, benar-benar setelah menikah hidup berdua. Saat saya bekerja, anak diasuh ART tersayang kami yang sudah di rumah sejak anak pertama saya 6bulan. Berarti sudah hampir 7 tahun bibik menemani kami. Suami termasuk pekerja yang sering melakukan dinas luar kota. Terbayang jika saya menjadi pribadi dan istri yang tidak mandiri. Semua pribadi harus mandiri sesuai porsinya. 

Memasak jadi Koki Keluarga
Kemampuan memasak ibu yang pertama dilakukan adalah menyiapkan MPASI bagi buah hatinya. Bahkan untuk ibu yang tidak terbiasa memasak, membuat MPASI pasti dilakukannya. Membuat MPASI pun ada ilmunya. Buat saya, MPASI adalah tahap dimana anak mengenal makanan dan permulaan bagaimana kebiasaan makannya kelak. Untuk memasak menu harian pun saya kadang dibantu bibik memasaknya. Tapi menu apa saja yang akan disiapkan hari itu saya memutuskan. Mendelegasikan bukan berarti lepas tangan. 

Source : pexels.com

Menulis
 
Membuat portopolio anak sangatlah penting. Buat sebagian ibu hal ini semacam kesenangan pribadi yang akan ditunjukkan ke buah hati saat besar nanti. Medianya pun banyak sekali. Buat senyaman mungkin seperti kehendak kita. Buat saya menulis tak hanya untuk portopolio anak saja. Namun banyak ragamnya, seperti bahan mengedukasi. 

Banyak sekali kemampuan yang harus dimiliki seorang ibu. Namun kembali dengan mana yang prioritas, mana yang harus dicari ilmunya sejak dini, mana yang harus dikembangkan, mana yang bisa didelegasikan, dll.

Semoga bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anak. Aamiin

Salam,
Ibu pembelajar dari KeySyaFarlo

Sumber :