Jumat, 14 Februari 2014

Kami Seorang Ibu

Bbrp hari yang lalu bbm saya mati krn ic simcardnya rusak. Nginep sehari lalu beres juga. Pas diidupin belasan bbm dan chat bbg grup masuk. Ada 2 chat yang menggelitik saya :D
 Yup lagi banyak bbm atau status yg menyudutkan kami ibu bekerja, yang membuat saya pribadi menjadi sedih. Yang dikirim dengan sengaja ke kami. Kalo liat status ibu yg dirumah ntah sahm atau wahm yg isinya mereka bahagia drmh, saya ikut bahagia dengan pilihan mereka, thoh saya dan keluarga bahagia. Tapi kalo baca status yg menyudutkan dan menggenalisir kehidupan org kok rasanya aneh, apa mereka sesama wanita gak punya perasaan. Mereka ga tau kehidupan tiap org. apa mereka sudah baik sehingga menyudutkan kami yg mereka pikir buruk. Kenapa saya bilang menyudutkan, krn sengaja disebarluaskan ke akun kami dengan tambahan kata2.
 Broadcast yg marak beredar tentang percakapan ibu dan anak, si anak menanyakan knp ibu menitipkan dia ke pembantu sementara si ibu g mau menitipkan perhiasan ke pembantu.
 Oke, skg denfinisi pembantu. seseorang yg membantu, dengan sinonim pelayan. yah sama kyk saya pelayan negara. Pembantu juga seorang ibu (calon ibu), yang juga membesarkan anak2nya, yg mendidik anak2nya juga, yg karena kebutuhan ekonominya meninggalkan anknya ke org lain dan memilih mengasuh anak2 kami.
 Sama seperti kami yang bekerja karena kebutuhan, saat bekerja anak kami diasuh pembantu. beda nya kami bekerja untuk negara/ masyarakat/ perusahaan....
 Apa pembantu itu bukan seorang ibu???? apa beda nya anak diasuh neneknya dgn pembantu atau dgn ibu??? sama2 berstatus ibu. Kalau karena latar pendidikan, Mama saya jg cuma lulusan SMA tapi sukses membimbing anak2nya, sm kyk para tokoh di Indonesia yg orgtua mereka tidak mampu tp berhasil mendidik anaknya hingga sukses. Atau karena kebanyakan pembantu dari desa, mama saya dan beberapa orang sukses juga berasal dari desa :p Mungkin yang beda karen pengguna jasa pembantu ini punya penghasilan lebih besar.
Banyak wonder woman dikehidupan saya. Nenek saya janda 5org anak yg msh kecil2, thoh berjuang juga menguliahkan anak2nya,,
 Mama saya yg dlnya tidak bekerja, krn kondisi keuangan keluarga pasca krismon sehingga bekerja saat adik kecil lahir. Setelah mengalami proses sham lalu wm,mama blg wanita perlu punya uang sendiri, jangan minta doang samaa suami. Apa yg kita dan anak kita butuh kadang gak bs dipenuhi suami dengan berbagai alasan mereka. Sama kyk kalo denger mamah dede ceramah di tv, Ustadzah favorit saya yg selalu membela wanita.
Mertua saya sahm sejati tanpa pembantu dr dl hingga sekarang. Selalu bilang ke saya untuk ttp bekerja. Gak semua suami mempunyai sifat yg sama, yg saat istri dirmh diperlakukan baik bahkan diremehkan, dan krn kelemahannya dipaksa menuruti apa yg sebenarnya salah atau karena ketidak kekuatannya harus mendapatkan prilaku2 yg tidak pantas dilakukan oleh suami.
dua wanita super, mama dan bumer yg membuat saya makin kuat dengan keputusan saya, yang sangat menikmati apa yg Allah berikan pada saya dan keluarga sekarang.
saya memang bekerja mulai jam 8-stgh 5sore diluar rumah, apa pola asuh saya serahkan ke pembantu??? tentu tidak saya juga selalu membriefing bibik bagaimana mengasuh keyvan. Ya yang tau bagaimana anak saya tentu saya, ibu yg mengandung dan melahirkannya. Apalagi sifat Key plek kayak saya. Apa saat belajar diserahkan ke pembantu??? banyak yg ibunya dirumah aja anaknya di lesin dr kecil :p thoh malam kami masih bs menemani anak2 kami belajar. mama saya dr dl hingga sekarang selalu mengajari anak2nya sendiri, kalopun kami les hanya pelajarin ipa sperti fisika atau kimia (maklum mama anak ips :D) waktu kelas 3 sma.Ya semoga saya bs seperti mama yang membimbing anak2nya walau bekerja.
 Saya bekerja salah satunya karena keluarga. Perjuangan papa mama saya berat waktu menyekolahkan saya dan adik2 saya. Harapan besar orgtua kepada saya anak pertama nya. Lalu saat saya akan menikah, calon suami yg di jakarta bilang kalau nyusul kesini dan mau dilamar harus dpt pekerjaan tetap yang bagus. Alhamdulillah saya diterima dikntor sekarang, doa org tua dan calon suami saya terkabul. Ditambah saya pribadi suka gemes apalagi liat pakaian anak2 yg skg lucu2, dengan uang saya sendiri saya bbas membelikan anak saya apa saja sesuai kebutuhan tanpa perlu tanya terlebih dahulu dengan suami, yup untuk urusan belanja saya dan suami beda prinsip. jadi untuk itu suami bilang kalau mau belanja seperti pakaian sepatu dll pakai uang sendiri. Dan ini jauh menyenangkan buat saya :D Ya itu tadi tidak semua yg istri dan anak butuhkan bs dipenuhi suami,. Ini suami saya lho ya, kalo suami para bunda justru mau memenuhi apa saja ya Alhamdulillah :p
 Saya sendiri ingin menjadi ibu yg sempurna, walau memang tidak ada yg sempurna. Walau bekerja ingin memberikan yg terbaik pada anak2 saya kelak, seperti senior2 wanita di kantor yg ank2nya pun berprestasi. Sejak hamil saya terus belajar hingga sekarang. Ya, full asi dengan asip tanpa anak kecanduan dot, mpasi homemade tnp tersentuh si buatan pabrik, prosedur rum saat anak sakit dan sekarang tentang parenting sedang saya pelajari. Liat kejeniusan para senior di kantor sejak dalam kandungan saya doakan key seperti mereka, insya allah akan mendidik key dan adik2 nya kelak dengan baik seperti yg papa mama harapkan.
Kemarin saya buat status di bbm bbrapa teman juga ikut menanggapi, salah satunya teman saya ibu 2 orang anak, kak eyza dan dek dear. Teman saya seorang perawat di rs negeri besar di jakarta. Dengan waktu kerja 3shift bergantian dijalaninya. Membayangkan kalo mbk dyah dan tmn2 perawat lainnya gak ada di setiap rs. Atau contoh lain jika para dokter kandungan wanita, bidan, bu guru, bu gado2, bu tukang sayur, bu tukang sapu, bu koki cafe dikantor, mbk awang ob dikantor, dan wanita2 super lainnya di dunia. Bahkan Bu risma, yg menitipkan anaknya dan bercerita tidak mengurus mereka tapi justru mementingkan urusan warga surabaya. Bagaimana jika para wanita2 ini tidak ada? Dunia juga perlu diseimbangkan kan dengan kehadiran kami.
 Lalu ada teman mbk Yoshi, mamanya kakak key dan kakak rey, yg sm seperti saya semata juga krn keluarga kami. Akhirnya ngasih saya artikelnya bunda Gina, yg isinya tentang koment broadcast yg sama pula.  Isinya bagus, cukup mewakili yang kami rasakan. Ini linknya : disini. Yang pasti betapa kami merasa sedih jika sesama ibu justru saling memojokkan.Dan banyak ibu bekerja merasa bersalah karena mereka bekerja. Padahal kalau ibu sedih anak ikut sedih juga kan.
Kalau anda ingin membahagiakan orang disekitar, bahagiakan dulu diri anda. And tertekan dengan rasa bersalah karena bekerja, ya sudah resign tnpa hrus terus mengeluh. Saat anda tertekan ingin bekerja karena bnyak alasan sementara suami melarang, bicaralah dengan suami utarakan apa saja alasan anda, toh yang namanya suami juga harus mendengarkan istri kan. Saat anda tertekan karena pekerjan dirumah banyak ya sudah pakailah jasa pembantu. Saat anda ingin menghasilkan uang tanpa keluar rumah,yaa sudah bisnislah dr rumah. Menurut saya itu ja cukup membahagiakan anda, tapi kalau ternyata anda tak bisa keluar dr belenggu keadaan anda sekarang, cobalah ikhlas menjalani nya sekarang, Insya Allah hidup anda akan tenang. Anda bahagia, anak bahagia, dan suami bahagia.
Yang pasti karakter tiap ibu, eh bapak juga, itu beda-beda. Mereka punya alasan sendiri, mereka punya pilihan sendiri, mereka tau mengaapa mereka seperti itu. Ya memang karena hidup itu pilihan kan.
Kembali ke isi broadcast, benar kami menitipkan anak2 kami di rumah saat jam kerja dengan pembantu, sama seperti kami menitipkan harta benda kami dirumah. Y iya kan, lha kunci rumah sama bibik. Segala macem isinya sama bibik, tinggal kita percayaa atau tidak dengan dia. Bibik nya Key yang sudah seperti saudara, seperti tante buat saya, nenek dan ibu untuk keyvano. Akung uti auntie juga dekat dengan bbibik, uti juga suka telpon bibik. Kami juga kenal dengan anak2 bibik. Jadi inget pengasuh nya akung waktu kecil yang sampe sekarang masih mengasuh anak sepupu saya xixixixixi 3 generasi.
 Pengasuh key ibu 2 orang anak yang membesarkan anak2nya tanpa ada suami. Anak pertamanya sudah bekerja usia 17tahun dan keduanya 5 taun masih TK. datang kerja stgh8 pulang jam 5 sore. Bayangkan jika bibik gak bekerja, bagaimana membesarkan anak2nya. Apalagi punya anak msh kecil yg perlu disekolahkan hingga besar. Bibik pasti juga dapat ilmu atau cara2 baru mendidik anak saat bekerja dengan saya. Seperti manajemen asip, mpasi homemade, baking kue, menghaapi anak tantrum, dll.
Karena kami seorang ibu, kami punya cara sendiri membesarkan anak2 kami.
Terima kasih sudah menyadarkan kami tentang pentingny bahagia dengan jalan yang kami pilih.
Yang membuat kami makin bahagia dengan hidup kami.
Yuk, coba bahagiakan diri anda, ikhlas dengan apa yang anda jalani.
Agar tercipta keluarga bahagia \^__^/
Amin.....

3 komentar:

  1. Mbak, kalau bekerja di luar rumah adalah sesuatu yg benar-benar normal kenapa mesti ada perasaan bersalah krn meninggalkan anak di rumah? Sabar saja, anak akan besar dan mandiri, nanti mbak bisa bekerja lagi. Jangan sia-siakan masa keemasan anak. Kalau mbak dan perempuan jaman sekarang alergi dengan apapun saran yg bersumber dari ajaran agama, coba mbak baca bukunya Suzanne Venker yg berjudul 7 Myths of Working Mothers. Penulisnya bukan ustadzah, jadi jangan khawatir diceramahi soal agama.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Hai.... Terima kasih sudah membaca tulisan saya