Rabu, 17 Mei 2017

NHW 1 : Menapaki Hidup, Menggapai Cita




Saya memiliki cita-cita yang saya bentuk setelah saya menjadi ibu. Yaitu menjadi konselor laktasi. Impian ini diawali saat saya menyusui anak pertama saya, yang tentunya ada perjuangan. Menyusui tidak semudah pemikiran dimana hanya membuka kancing baju, lalu menyodorkan payudara kita ke bayi. Ada perjuangan yang harus dilakukan agar dapat selalu memberikan cairan emas itu ke anak. Apalagi saya sebagai ibu bekerja. Ada tantangan dalam menyusui.


Dengan pengalaman saya sebagai ibu menyusui, mama perah, dan tentunya ilmu-ilmu yang saya dapat, tentu saja selalu menularkan ilmu saya ke teman-teman terdekat dan ke sekitar saya. Yang memotivasi saya menjadi konselor laktasi adalah fenomena bahwa banyak ibu-ibu yang selalu merasa pesimis di awal melahirkan. Sejak awal melahirkan sudah tersugesti “Asiku sedikit, asiku kurang, anakku laper terus” dsb. Padahal yang mereka butuhkan kepercayaan diri dan menyusui dan tentunya ilmu-ilmu tentang menyusui yang memanglah diperlukan kepercaya dirian. Mendampingi kawan sejak hamil lalu melahirkan juga selalu saya lakukan. Buat saya membantu kawan-kawan untuk sukses menyusui adalah kebahagiaan.


Sejak hamil anak pertama saya mengikuti berbagai komunitas asi. Lalu pada usia anak saya 6bulan saya bergabung dengan komunitas asi di tangsel. Kami mengadakan kelas edukasi di Tangsel pertama kalinya. Karena AIMI belum terbentuk di Tangsel, bahkan Banten, sehingga kmai memulainya dengan kelas edukasi ini. Disini banyak berkenalan dengan teman2 konselor laktasi yang memotivasi saya. Begitu juga dengan sekarang, bergabung dengan komunitas gendongan yang beberapa membernya juga konselor laktasi. Saya sering berdiskusi dengan mereka jika saya kesulitan menjawab pertanyaan kawan mengenai menyusui. Dengan diskusi-diskusi itu ilmu yang saya dapat saya serap.


Pelatihan Konselor Menyusui adalah pelatihan yang dipersiapkan agar menjadi konselor menyusui. Ini yang ingin saya ikuti, yang sampai sekarang belum terwujud.  Perlu menyiapkan waktu dan dana jika ingin mengikutinya. Tapi sudah masuk dalam planning saya tahun depan. Semoga dapat teralisasi. Karena terkadang, saat ada yang konsultasi dengan saya, saya merasa belum profesional karena saya bukan Konselor Laktasi.


Ada perubahan dari tahun ke tahun saat saya mengedukASI. Yaitu adab penyampaian ilmu ke kawan-kawan. Entah saat konsultasi atau kampanye di medsos. Yaitu, cara berbicara saya. Saat pertama2 edukASI (saat anak pertama saya lahir 5 tahun lalu) bisa dibilang kampanye yang saya lakukan hardcore. Terlalu menjudge orang-orang yang tidak ingin berjuang menyusui. Tetapi, makin lama saya memahami, dengan bahasan yang keras membuat orang justru menjauh tutup kuping, dan akhirnya menyerah. Tapi, jika dilakukan dengan cara halus, bahasa halus, menasehati tapi tidak menjudge, membuat mereka ingin terus mendengarkan ilmu yang kita sampaikan.


Semoga saya, bisa menggapai cita-cita yang saya harapkan
Semoga saya bisa menjadi Ibu Profesional


0 comments:

Posting Komentar

Hai.... Terima kasih sudah membaca tulisan saya