Selasa, 11 Maret 2014

Stimulus Pada Balita

"Anak usia di bawah lima tahun (balita) sebaiknya tak buru-buru diajarkan baca tulis dan hitung (calistung). Jika dipaksa calistung si anak akan terkena 'Mental Hectic'."

Potongan kalimat di atas diambil dari artikel di republika.co.id. Mental hetic sendiri itu terhambatnya pertumbuhan kecerdasan mental anak, sehingga anak bisa jadi  pemberontak. Biasanya merasuki anak di kelas 2 atau 3 SD. Nah lho, ngeri banget yaaa efeknya. 

Ya, biasanya nih emak2 pada bangga2in anaknya yg dah bs calistung. Taun lalu saya juga pernah ketemu seorang ibu, yang berkata dengan bangga nya anak nya sudah bisa baca sejak umur 2 taun, lalu dia ingin buka bimba di perumahan kami ini. Hiyaaaaa >_< kasian amet, anak se key di lesin baca cuma buat menuhin ambisi orang tua.

Saya kalo gak update tentang tumbang anak, kesehatan psikologis anak dari berbagai artikel dan grup FB mungkin juga bakal kayak si ibu, berambisis anak saya lbih cpt baca dr saya dulu umur 5 taun. Tapi berkat banyak info yang di dapet jadi kudu waspada. Milih2 Paud atau TK yang bener2 sayang anak :D

Menstimulus anak memang penting, tapi harus dengan metoda yang khusus, jangan berupa arahan dan larangan. Cara nya juga harus menyenangkan. Banyak juga permainan2 yang ditujukan untuk stimulus anak, jadi belajar smbil bermain. 

Ada 5 cara merangsang balita gemar belajar, seperti yang diutarakan Dr. Sylvia Rimm dalam bukunya Smart Parenting, How to Raise a Happy Achieving Child. Tentu saja tidak dengan cara memaksa maupun menuntut, namun lebih pada berbagai arahan dan dukungan yang membuat balita merasa nyaman berkegiatan.


  •  Menciptakan rutinitas. Rutinitas membantu balita mandiri menjalani hari-harinya. Ciptakan rutinitas sejak dini dengan membiarkan balita melalukan sendiri kegiatan rutinnya. Buatlah jadwal rutinitas yang harus dilakukan balita. Misalnya, bangun tidur, diikuti dengan membersihkan tempat tidur, menggosok gigi lalu sarapan bersama-sama Anda. Jika balita belum bisa membaca jadwalnya, buatlah gambar aktivitasnya secara berurutan sehingga mudah dipahami dan diikutinya. Tentu saja penjadwalan rutinitas ini dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan dan usia anak.
  •  Pembiasaan belajar. Anak usia prasekolah memang belum memiliki beban akademis yang mengharuskannya belajar pada waktu-waktu tertentu di rumah. Namun tidak ada salahnya Anda membiasakan anak duduk di meja belajar yang disediakan baginya pada saat yang sama setiap harinya, dan untuk jangka waktu yang sama pula. Ajaklahbalita melihat-lihat buku ceritanya, atau menggambar. Misalnya, setiap sore jam 16.00, selama beberapa menit (lebih kurang 5 menit). Cara ini membuat anak terbiasa mengerjakan pekerjaannya di atas meja yang disediakan untuknya.
  • Meningkatkan komunikasi. Komunikasi yang baik merupakan prioritas utama dari semua kebiasaan yang dapat meningkatkan keinginan anak berprestasi. Orang tua perlu menjadwalkan waktu khusus untuk bercakap-cakap dengan anak setiap hari.
  • Bermain dan permainan. Bermain merupakan sarana utama bagi anak untuk belajar berbagai hal. Sedangkan permainan atau games biasanya merupakan latihan yang baik untuk menghadapi kompetisi yang sesungguhnya di dunia luar.
  • Menjadi model bagi anak.  Anak akan meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Mereka menjadikan Anda, orang tuanya, sebagai model yang patut diikuti. Untuk itu, bersikap dan berperilakulah yang baik.

Jadi orang tua memang kudu belajar dan lebih2 harus update info terbaru. 
Semoga anak2 kita menjadi anak yang cerdas, yang kreatif, dan yang selalu berbahagia tanpa tertekan dengan ambisius kita sebagai orang tua. Amin

Sumber : 
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/07/18/125274-balita-diajarkan-calistung-saat-sd-potensi-terkena-mental-hectic-
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/lima.cara.merangsang.balita.belajar/001/001/512/8/4
Gambar : disini

0 comments:

Posting Komentar

Hai.... Terima kasih sudah membaca tulisan saya