Selasa, 03 April 2018

Saling Dukung Hobi Pasutri

sumber : Pixabay


Sudah lama ingin menulis tentang hobi karena saya dan suami punya hobi yang tidak mau diganggu gugat. Sebagai istri saya juga berhak melakukan hobi saya donk. Kebetulan saya dan suami sama-sama orang Includer dan Relator yang sudah pernah saya bahas disini. Demen ngumpul sama temen lah intinya, jadi kalau dilarang ngumpul itu susah qiqiqiiq. Untungnya, suami sering mengajak saya dan anak-anak ke kegiatan hobinya itu. Tapi, suami yang susah saya ajak ke hobi saya qiqiqiiq tak apalah, yg penting saya gak dilarang.

Sering kali kita sebagai istri gemas dan ingin marah saat melihat suami yang asyik dengan hobinya. Sebab, tingkat keasyikan mereka terkadang lupa waktu dan keluarga hhhooohoho. Hampir semua istri merasakan hal itu! Seperti kemarin saat saya ikut suami di acara Club Gowes nya. Ada 3 istri lainnya yang ikut serta bersama anak-anak. Ketika para Bapak bersepeda, kami mengobrol sambil mengawasi anak-anak bermain. Curcol lah kami mengenai hobi baru para suami kami. Ya, hobi bersepeda ini baru merebak di Perumahan kami 2 bulan ini. 

Setelah sesi mengobrol para istri dan chatting dengan istri lainnya yang menunggu di rumah, saya jadi kepikiran menulis mengenai pentingnya saling mendukung hobi pasangan. Kenapa? Walau masalah hobi ini merupakan salah satu cara penghilang stres, namun seringkali menjadi topik yang membuat suami istri berdebat. Kalau hobinya sering dilakukan, makin sering pula berdebatnya. wkwkwkwkwk ini mah curcol amet ya. 

So, bagaimana agar saling menerima hobi pasangan?

Ngobrol Bareng

Salah satu mantra Ibu Profesional adalah Ngobrol Bareng. Saat kita suami istri punya hobi yang rutin dilakukan, ada baiknya dibicarakan dengan pasangan di sesi mengobrol. Perlunya ijin pasangan tentu akan berpengaruh keberlangsungan hobi kita. Jangan lupa untuk menanyakan tujuan hobinya, kapan waktunya, berapa durasinya, kemana saja, dll. Jadi, jika kita sudah mengijinkan pasangan untuk melakukan hobinya nantinya tidak ada pertanyaan-pertanyaan yang sama tiap waktunya.

Atur Jadwal Keluarga

Saat hobi ini dilakukan dengan rutin dan akan menghabiskan waktu sendiri tanpa keluarga, lebih baik mengatur jadwal weekend. Kapan waktu hobi dilakukan dan kapan waktu keluarga yang tidak bisa di ganggu gugat. Tentu saja, kalau masih ingin melakukan hobinya, harus patuh dengan jadwal ini.

Seperti, papanya anak-anak yang rutin gowes tiap Minggu pagi. Berarti, Sabtu adalah hari keluarga yang harus benar-benar bermain bersama anak. Apalagi saat hari kerja jam pulang kantor tak menentu, tentu harus memaksimalkan waktu libur dengan keluarga terutama anak. Sama halnya ketika Minggu ada acara yang harus didatangi, setelah Gowes jam 11.00 WIB harus sudah di Rumah untuk berkumpul dengan keluarga.

Saling Dukung Hobi Pasangan

Jika sudah tahu apa hobi pasangan dan dia berkomitmen untuk patuh terhadap jadwal yang sudah di tetapkan, maka berikan support kepada pasangan. Sebagai pendengar kita dengarkan bagaimana bahagianya dia melakukan hobinya itu. Berikan respon positif selama yang dilakukannya memang kegiatan yang positif.

Ini benar terjadi di saya dan suami. Saat saya memperbolehkannya bersepeda tiap Minggu, suami pun mengijinkan saya untuk berkegiatan dengan teman-teman komunitas. Tidak ada alasan melarang lah ya, kalau dia sendiri tidak mau dilarang qiqiqiqiiq. Ya kan, ya kan!!!

➤ Ikut Serta di Hobi Pasangan

Perlu sesekali kita tahu seperti apa hobi pasangan. Agar suami juga merasa kita benar-benar mendukung hobinya. Apalagi hobi orang tua yang bisa dinikmati oleh anak-anak. Sekalian tour de talents untuk mereka. Jadi, papa mama senang, anak-anak juga senang.

Seperti saat suami hobi main tamiya, ini sekaligus menyenangkan kakak. Dia yang excited saat diajak papanya ke arena Tamiya. Atau seperti saat kemarin papa gowes di Cianten, kakak juga excited main di hutan Pinus. Sekeluarga senang donk ya.


Memang kuncinya adalah komunikasi antar suami dan istri, serta tidak mengabaikan keluarga saat melakukan hobi. Jangan sampai alih-alih menghilangkan lelah setelah bekerja 5 hari, tidak ada waktu untuk bermain bersama keluarga. 

Sudahkah mommies menerima hobi suami?


0 comments:

Posting Komentar

Hai.... Terima kasih sudah membaca tulisan saya